DEPOK – Kepala SMP Negeri 7 Kota Depok, Wahyu Hidayat,M.Pd, secara khusus meberikan apresiasi kepada Mutiara Az-zahra murid SMPN 7 Depok yang berhasil menyabet Piala Juara 1 Lomba Baca Puisi ‘MERDEKA’ pada Bulan Agustus 2022 lalu.
Lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77, oleh Koloni Seniman Ngopi Semeja (KSENGSEM) dan Komunitas Kampung Kita Depok (K3D). Lomba Baca Puisi Kemerdekaan bertema ‘Depok Berpuisi Merdeka’, dengan dewan Juri ternama yaitu Para Penyair Kawakan yaitu A. Badri AQ.T dan Sihar Ramses Simatupang.
Acara ini diselenggarakan pada Minggu, 28 Agustus 2022 bertempat di Taman Seni Under Fly Over Jalan Arif Rahman Hakim Kota Depok, dan diikuti oleh sekitar lima puluhan peserta dari berbagai sekolah dan kampus dengan batasan usia 15-30 Tahun.
Lomba baca puisi ini dibuka pendaftaran secara gratis oleh Panitia, dan para peserta yang mengikuti mendapat sertifikat dari penyelenggara. Untuk Juara Umum 1,2 dan 3 mendapat Piala dan Uang Pembinaan. “Para peserta mayoritas pelajar dan mahasiswa, dan sangat luar biasa bagus-bagus pembacaannya,” ujar Udi Utama selaku Ketua Panitia.
Sementara Ibnu Haris Mansyur selaku Ketua Komunitas Kampung Kita (K3D) menambahkan bahwa acara ini untuk menjaring bakat-bakat generasi muda kesusastraan. “Hari ini para pesertanya keren-keren, sangat berbakat,” ujar Ibnu.
Juara 1 Lomba Baca Puisi ini diraih oleh Mutiara Azzahra dari SMP Negeri 7 Kota Depok, yang membacakan puisi berjudul ‘Bunga dan Tembok’ karya penyair Wiji Thukul. Mutiara Azzahra memang sejak Sekolah Dasar sering mengikuti lomba baca puisi dan beberapa kali juara.
Daftar Juara Lomba:
Materi lomba yang diberikan oleh panitia adalah puisi-puisi dari para penyair ternama di tanah air yaitu Chairil Anwar ‘Diponegoro’, Isma Sawitri ‘Kapling’, Kuntowijoyo ‘Musium Perjuangan’, Mustofa Bisri ‘Putra-Putri Ibu Pertiwi’, Toto Sudarto Bachtiar ‘Pahlawan Tak Dikenal’, Sapardi Djoko Damono ‘Selamat Pagi Indonesia’, Sitor Situmorang ‘Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari’, Sutardji Calzoum Bachri ‘Wahai Pemuda Mana Telurmu’, Subagio Sastro Wardoyo ‘Daerah Perbatasan’, WS Rendra ‘Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang’, Wiji Thukul ‘Bunga dan Tembok’.
(Tim DKD)
